Thursday, 1 May 2014

Tata Cara Pernikahan Adat Majapahit

Dalam pernikahan di Raja Majapahit sangat pekat dengan adat pernikahan jawa timur yang menggunakan cara pernikahan yang sangat sopan santun dan teratur seperti keraton. Adat pernikahan yang digunakan di dalam pernikahan orang jawa timur seperti lamaran, seserahan, pinang, sirama, upacara panggeh/ penganten, resepsi pernikahan, ritual wijidadi, rutual kacar kucur/ tampa kaya, ritual dhahar klimah/dhahar kembol, ritual mertui/mapak pisan dan sungkeman.
Lamarana adalah seorang pihak laki-laki melakukan lamaran ke pihak perempuan. Setelah melakukan serah-serahan barang-barang tertentu sebagai tanda pernikahan atau tanda cinta kasih antara calon kedua mempelai dimana calon pengantin telah siap untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap rumah tangganya. Selesai melakukan lamaran maka pihak laki-laki melakukan pinang ke pada pihak perempuan membicarakan tanggal, waktu, pilihan tedor/perhiasan pengantin, dekorasi, ketring dll.

Upacara siraman adalah sehari sebelum pernikahan, dan siraman yang berasal dari kata siram artinya mandi. Hal-hal persiapan siraman yaitu yang pertama :
-          Ruangan khusus untuk siraman daftar orang yang untuk memandikan
    Perlengkapan yang perlu disediakan dalam siraman yaitu seperti Tempat penampungan air, gayung, kursi, kembang setaman, kain, handuk, kendi, sesaji dan sepuluh macam makanan diantaranya ayam kampong. Setelah itu diserahkan baskom yang berisi air dan bunga setaman. Air suci yang dinamakan Perwitosari yang artinya : Sari kehidupan air itulah yang digunakan oleh pihak kluarga lelaki untuk memandikan lelaki.
 Upacara ngerik rambut-rambut kecil diwajah wanita dengan hati-hati dikerik oleh pemaes (perias). Sesudah selesai pengantin akan di dandani dengan kebaya yang telah disediakan motif kain batik. Upacara ngidodareni, orang tua pihak priya diantar oleh kluarga dekatnya berkunjung kerumah calon wanita. Calon pengantin wanita akan dirias dikamar pengantin sehingga tampak cantik seperti bidadari. Berdasarkan kepercayaan kuno malam widodareni calon pengantin wanita akan ditemani oleh ibi-ibu sepuh dan diberikan nasehat-nasehat pernikahan. Di saat malam wanita tidak boleh kluar (pingit) dan tidak boleh tidur selama 6 jam hingga tengah malam. Pihak priya tidak boleh masuk kamar. Dua belah pihak bertemu berbincang sambil bersantap calon pengantinya tidak boleh makan hanya boleh minum air putih. Hal ini bertujuan untuk melatih kesabaran sebagai pemimpin rumah tangga. Seperangkat mas kawin, pakaian, kebaya,pakean kerja atau gaun pesta. Setelah itu seserahan yang dibawa seperti perawatan tubuh  yaitu: hean body, sabun, syampo, boda plancel, make up, pelembab, bedak, mascara, haye line, heye sido, sepatu, tas, pakean dalam/baju tidur, perhiasan, jam tangan, parfum, makanan, buah-buahan/ kue kering.
Seserahan pihak perempuan kepada pihak laki-laki yang dibawa seperti: Kemeja batik, celana kain, dasi, sepatu tas, Perlengkapan mandi, perhiasan/jam tangan, kue kering. Setelah itu akat nikah, pelaksanaan izin yaitu yang paling penting untuk meligalisir sebuah perkawinan ijap dilaksanakan sesuai agama yang dianut kedua pihak pengantin. Upacara panggeh/pengantin yaitu secara tradisional acara ini dilaksanakan di rumah orang tua pengantin wanita, saat upacara inilah kembang mayang dibawa kluar rumah dan di buang di atas rumah dengan tujuan supayara upacara resepsi berjalan dengan lancar.
Resepsi pernikahan yaitu ritual balangan suruh, kedua pengantin akan bertemu dan berhadapan pada jarak sekitar 2/3 meter, keduanya berhenti dan dengan sikap saling melempar daun sirih yang diisi kapur sirih yang berguna untuk mengusir roh jahat. Ritual wijidadi penganti pria menginjak telor ayam dengan telapak kaki kanan hingga pecah kemudian kaki tersebut di basu oleh pengantin wanita dengan air kembang tujuanya rumah tangga yang dipimpin seorang suami bertanggung jawab dengan istri yang baik akan menghasilkan hal yang baik pula termaksud anak keturunannya.
Ritual kacar kucur/tampa kaya yaitu sepasang pengantin bergandengan dengan jari kecilnya menuju pelaminan tuaannya, agar suami memberikan seluruh penghasilannya kepada istri. Ritual dhahar klimah/dhahar kembol artinya pasangan ini saling menyuapin. Tujuannya agar suami istri ini akan menikmati bersama yang mereka punya. Ritual mertui/mapak pisan kedua orang tua wanita menjemput kedua orang tua pengantin pria dan mempersilakan mereka masuk kedalam area pelaminan. Kedua orang tua pengantin pria di dudukan di sebelah kiri  pengantin sedangkan orang tua wanita di dudukan di sebelah kanan pengantin.
Acara sungkeman, pasangan pengantin melakukan sungkem kepada dua belah pihak orang tua. Sungkeman adalah bentuk penghormatan tulus terhadap orang tua.



Nama         : Nursanti
Semester   : 2 (dua)
Jurusan      : Dhamaduta
Nim             :0250112020510


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan benar

Blogger Zeroalta

Pink Lotus Flower
Please klik some Ads...! close

Ads promo :