(Seorang hartawan yang menjadi miskin)
Anathapindika adalah pendana Vihara
Jetavana yang didirikan dengan biaya lima puluh empat crores. Ia tidak hanya
dermawan tetapi juga benar-benar berbakti kepada Sang Buddha. Dia pergi ke
vihara Jetavana dan memberikan penghormatan kepada Sang Buddha tiga kali
sehari. Pada pagi hari dia membawa bubur nasi, siang hari dia amembawa beberapa
macam makanan yang pantas atau obat-obatan dan pada malam hari dia membawa
bunga dan dupa.
Setelah beberapa lama Anathapindika
menjadi menjadi miskin, tetapi sebagai orang yang telah mencapai tingkat
kesucian Sotapana, bathinnya tidak tergucang dengan kemiskinannya, dan dia
terus melakukan perbuatan rutinnya setiap hari yaitu berdana.
Suatu malam, satu makhluk halus penjaga pintu rumah
Anathapindika menampakkan diri dalam ujud manusia menemui Anathapindika, dan
berkata: “Saya adalah penjaga pintu rumahmu, kamu telah memberikan kekayaanmu
kepada Samana Gotama tanpa memikirkan masa depanmu. Hal itulah yang menyebabkan
kamu miskin sekarang. Oleh karena itu kamu seharusnya tidak memberikan dana
lagi kepada Samana Gotama dan kamu seharusnya memperhatikan urusanmu sendiri
sehingga menjadi kaya kembali.”
Anathapindika menghalau penjaga
pintu tersebut keluar dari rumahnya. Karena Anathapindika sudah mencapai
tingkat kesucian sotapanna, mahluk halus penjaga pintu tersebut tidak dapat
berbuat apa-apa lagi. Dia pun pergi meninggalkan rumah tersebut, dia tidak
mempunyai tempat tujuan pergi dan ingin kembali ke rumah Anathapindika, tetapi
dia takut pada Anathapindika jadi dia mendekati Raja Sakka, raja para dewa.
Sakka memberi saran kepadanya,
pertama dia harus berbuat baik kepada Anathapindika dan setelah itu meminta
maaf kepadanya. Kemudian Sakka melanjutkan, “Ada kira-kira delapan belas crores
yang dipinjam oleh beberapa pedangan yang belum dikembalikan kepada
Anathapindika; delapan belas crores lainnya disembunyikannya oleh lelulur
(nenek moyang) Anathapindika, dan lainnya yang buka milik siapa-siapa yang
dikuburkan di tempat tertentu. Pergi dan kumpulkanlah semua kekayaan ini dengan
kemampuan bathin luar biasamu, penuhilah ruangan-ruangan Anathapindika. Setelah
melakukan itu, kamu boleh meminta maaf padanya.”
Mahluk halus penjaga pintu tersebut
melakukan petunjuk Sakka, dan Anathapindika kembali menjadi kaya. Ketika mahluk
halus penjaga pintu memberi tahu Anathapindika mengenai keterangan dan petunjuk
yang diberikan oleh Sakka, perihal pengumpulan kekayaannya dari dalam bumi,
dari dasar samudera, dan dari peminjam-peminjamnya. Anathapindika terkesan
dengan perasaan kagum kemudian Anathapindika membawa mahluk halus penjaga pintu
tersebut menghadap Sang Buddha.
Kepada mereka berdua, Sang Buddha
berkata, “Seseorang tidak akan menikmati keuntungan dari perbuatan baiknya,
atau menderita akubat dari perbuatan jahat untuk selamanya; tetapi akan tibalah
waktunya kapan perbuatan baik atau buruknya berbuah dan menjadi matang.”
Mahluk halus penjaga pintu rumah itu
mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah mendengar kotbah Dhamma tersebut berakhir.
Pembuat kejahatan
hanya melihat hal yang baik selama buah perbuatan jahatnya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah
masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang buruk.
Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang
buruk selama buah peerbuatan bajiknya belum masak’ tetapi bilamana hasil
perbuatannya itu telah masak; ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik
(Dhammapada 119 & 120)
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan benar