Sunday, 23 February 2014

Merelakan masa muda untuk penyakit aneh



                                    Judul Buku                  : Hari Esok Pasti Akan Tiba (True Story)
Penulis                       : Yukiko Ezaki
Alih Bahasa              : Endang Marina
                                     Penerbit                       : PT Elex Media Komputindo Jakarta
Cetakan                     :Jepang, 1989
Jumlah halaman      : v+130 halaman
ISBN                           : 978-979-27-6960-9
Harga                         : Rp     29.800,-
Sebuah cerita kisah nyata seseorang yang bernama Yukiko Ezaki yang mengidap penyakit kritis yang belum terdeteksi di dalam dunia medis. Dia berjuang dalam setiap hari-harinya untuk terus bertahan di dalam cengkraman penyakit aneh itu. Menurut dokter penyakit ini penyebabnya saja belum diketahui apalagi obatnya. Anehnya setiap dia berpikiran untuk mati di dalam alam bawah sadarnya masih menyimpan keinginan untuk terus hidup. Suatu masa dia akan menemukan titik dimana dia mampu mengahadapi hari-harinya dan tersenyum kembali.

Tepat pada tanggal 11 Januari 1950 pukul 07.50 waktu Jepang lahirlah seorang anak yang sangat manis dan cantik. Menurut ayah Yukiko dia saat waktu kecil semakin hari semakin lucu saja. Sejak itupun ayah Yukiko senang sekali pulang pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya.
Waktu Yukiko kecil sering bermain dengan ayahnya karena ibunya disibukkan oleh kelahiran adik-adiknya. Yukiko cerdas dan aktif alam bermain. Dia suka mengetahui dan mengeksploitasi lingkungan sekitarnya jika menemukan sesuatu yang baru. Ketika duduk di bangku SD pun dia hanya sekali saja izin karena harus menjalani operasi usus buntu. Setelah operasi pun dia telah aktif kembali bermain dengan teman-teman sekolahnya. Setelah lama dan lulus dari SMP dia melanjutkan sekolahnya di SMA di Tokyo dan dia hidup secara asrama. Hobi yang disukainya adalah olahraga. Kalender menunjukkan tanggal 10 Oktober 1967. Itulah saat pertama kalinya dia merasakan penyakit aneh itu. Semua dikiranya hanya sebuah penyakit yang diakibatkan karena kecapaiannya. Setelah kejadian itu dalam jangka beberapa bulan dia juga sering merasakan kembali penyakit itu. Tetapi setelah penyakit yang menyerang otot itu dirasakannya. Dalam beberapa hari badannya sudah kembali noramal.
Dia pun lulus dari SMA dan tetap menganggap itu hanya penyakit yang biasa saja. Jadi dia tidak memeriksakannya ke dokter dan bidan. Tetapi saat dia berada di bangku kuliah dia mulai mencoba untuk memeriksakannya. Saat di diagnosis ternyata dia terkena penyakit yang termasuk penyakit yang parah. Pada umur 19 tahunnya dia harus menerima penyakit itu dan dia mulai memupuskan segala harapannya pada masa muda. Karena Yukiko harus putus kuliah setelah empat tahun berada di bangku kuliah. Pada umur 22 tahun dia mulai pada masa kritis saar penyakitnya mulai memburuk dan harus dirawat di rumah sakit Waktu mudanya hanya dihabiskan di rumah sakit itu. Dia dirawat oleh dokter Takasu, Kepala perawat, dan perawat-perawat lainnya yang secara bergantian sesekali menjenguk Yukiko. Metode pengobatan apapun telah dicobanya. Tapi apa daya pengobatan yang berhasil pada orang lain belum tentu berhasil pada dirinya. Dia pernah sesekali merasa hidupnya itu tidak ada gunanya. Sesekali pikirannya terbayang ingin bunuh diri dan mengakhiri segala penyakit yang di deritanya. Dia selalu menyembunyikan pikiran-pikiran yang negatif dan tetap tersenyum. Dia itu tidak pernah bercerita soal penyakitnya itu kepada teman-temannya. Dia merasa gengsi untuk memdapatkan belas kasihan dari orang lain.
Kegiatan yang dia lakukan selama delapan tahun berada di rumah sakit adalah Cuma tidur, menonton TV, makan, dan menulis buku hariannya. Karena otot-otot semakin hari jika dia llupa minum obat yang diberikan oleh dokter dia akan merasa penyakitnya kambuh dan badannya tidak dapat digerakkan. Setelah lama sekali di rumah sakit itu. Satu per satu dari teman baiknya waktu SMP yaitu Kazuo dan Toshio mulai menjenguknya dan menyemangati Yukiko. Ini adalah contoh sebagian isi dari catatan hariannya:
“23 Maret (Kamis) Hujan
Aku sudah tak berdaya. Secara lahir dan batin aku sudah tak mampu merasakan apa-apa lagi. Mungkinkah penyakit ini telah mengalahkanku? Aku ingin menyangkal semuanya. Aku ini manusia tak berguna! Mengapa akhir-akhir ini aku selalu menangis?! Kemana perginya diriku yang penuh semangat dulu?!”
Sesekali dia merasa iri pada adik perempuannya yang ketiga yaitu Fumiko. Yukiko selalu berpikiran neagatif. Tapi adiknya tetap menghormati kakaknya yang sakit parah. Setelah mendengar cerita itu dia merasa lebih semangat kembali dan rasa iri pada adiknya itupun hilang.
Pada umur 31 Tahun keadaannya mulai membaik dan mendapat persetujuan dari dokter untuk melakukan rawat jalan. Saat itu pula ayahnya mengadakan pertemuan di Tokyo untuk acara peresmian toko buku yang akan mulai dikelola oleh Chimato Ezaki (ayah Yukiko Ezaki). DIa pun merasa sangat senang karena dia juga mendapatka bagian untuk memberikan sambutan. Lama setelah itu Yukiko diajak oleh ayahnya untuk bertemu kepada mantan guru ayahnya. Kemudian setelah melihat Mantan guru ayah Yukiko menyarankan untuk menerbitkan buku cerita untuk anak-anak. Tak lama dia diperkenalkan kepada seorang editor yang akan membimbingnya untuk menulis buku. Karyanya yang berjudul Koneko Muu No Okurimono mulai terbit tanggal 17 Desember 1986. Berkat buku ini Yukiko mendapatkan penghargaan sebagai penulis baru yang berbakat. Akhirnya setelah buku pertama Yukiko mulai membuat cerita buku selanjutnya tentang kucing kesayangannya Tina yang meninggal.  Bukunya yang kedua adalah E-Chan to Koneko Muu. Di tahun yang sama buku ketiganya pun keluar dengan Judul Koneko Muu to E-Chan no Tomodachi.
Kesimpulannya dia ingin mengajak para pembaca untuk ikut merasakan betapa menderitannya jika kita mengalami sebuah penyakit yang sulit di sembuhkan. Tapi itu bukanlah akhir dari hidup. Buatlah hidup terus berkembang dan jangan pernah menyerah sekalipun hal itu menyakitkan hidupmu.

# Tokoh Cerita
-Yukiko Ezaki
-Chimato Ezaki
-Ibu Yukiko (tidak disebutkan dengan jelas)
-Ichiro, Fumiko, dan Susumu (adik-adik dari Yukiko)
-Dokter Takasu
-Toshio
-Kazuo
-Perawat
-Mantan guru ayah
-Editor
Pengalaman: Yukiko bercerita tentang kehidupan dirinya yang merasakan sakit kritis dia hanya bisa menulis catatan harian dan mencoba untuk terus bertahan dan tersenyum.
Motivasi: Banyak sekali motivasi yang terdapat dalam buku ini. Seperti saat dia mencoba bertahan apapun yang terjadi. Dia merasakan dalam kesendirian padahal hidup ini kita selalu dikelilingi orang yang siap untuk membantu dan menghiburmu.

Kepribadian: Sosok wanita yang dewasa dan mampu mengendalikan rasa kecewanya terhadap penyakit yang dideritanya.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan benar

Blogger Zeroalta

Pink Lotus Flower
Please klik some Ads...! close

Ads promo :