Judul Buku : Hari Esok Pasti Akan Tiba (True Story)
Penulis : Yukiko Ezaki
Alih Bahasa : Endang Marina
Penerbit : PT Elex Media Komputindo Jakarta
Cetakan :Jepang,
1989
Jumlah halaman : v+130 halaman
ISBN :
978-979-27-6960-9
Harga :
Rp 29.800,-
Sebuah cerita kisah nyata seseorang yang bernama
Yukiko Ezaki yang mengidap penyakit kritis yang belum terdeteksi di dalam dunia
medis. Dia berjuang dalam setiap hari-harinya untuk terus bertahan di dalam
cengkraman penyakit aneh itu. Menurut dokter penyakit ini penyebabnya saja
belum diketahui apalagi obatnya. Anehnya setiap dia berpikiran untuk mati di
dalam alam bawah sadarnya masih menyimpan keinginan untuk terus hidup. Suatu
masa dia akan menemukan titik dimana dia mampu mengahadapi hari-harinya dan
tersenyum kembali.
Tepat pada tanggal 11 Januari 1950 pukul 07.50 waktu
Jepang lahirlah seorang anak yang sangat manis dan cantik. Menurut ayah Yukiko
dia saat waktu kecil semakin hari semakin lucu saja. Sejak itupun ayah Yukiko
senang sekali pulang pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya.
Waktu Yukiko kecil sering bermain dengan ayahnya
karena ibunya disibukkan oleh kelahiran adik-adiknya. Yukiko cerdas dan aktif
alam bermain. Dia suka mengetahui dan mengeksploitasi lingkungan sekitarnya
jika menemukan sesuatu yang baru. Ketika duduk di bangku SD pun dia hanya
sekali saja izin karena harus menjalani operasi usus buntu. Setelah operasi pun
dia telah aktif kembali bermain dengan teman-teman sekolahnya. Setelah lama dan
lulus dari SMP dia melanjutkan sekolahnya di SMA di Tokyo dan dia hidup secara
asrama. Hobi yang disukainya adalah olahraga. Kalender menunjukkan tanggal 10
Oktober 1967. Itulah saat pertama kalinya dia merasakan penyakit aneh itu.
Semua dikiranya hanya sebuah penyakit yang diakibatkan karena kecapaiannya. Setelah
kejadian itu dalam jangka beberapa bulan dia juga sering merasakan kembali
penyakit itu. Tetapi setelah penyakit yang menyerang otot itu dirasakannya.
Dalam beberapa hari badannya sudah kembali noramal.
Dia pun lulus dari SMA dan tetap menganggap itu hanya
penyakit yang biasa saja. Jadi dia tidak memeriksakannya ke dokter dan bidan.
Tetapi saat dia berada di bangku kuliah dia mulai mencoba untuk
memeriksakannya. Saat di diagnosis ternyata dia terkena penyakit yang termasuk
penyakit yang parah. Pada umur 19 tahunnya dia harus menerima penyakit itu dan
dia mulai memupuskan segala harapannya pada masa muda. Karena Yukiko harus
putus kuliah setelah empat tahun berada di bangku kuliah. Pada umur 22 tahun dia
mulai pada masa kritis saar penyakitnya mulai memburuk dan harus dirawat di
rumah sakit Waktu mudanya hanya dihabiskan di rumah sakit itu. Dia dirawat oleh
dokter Takasu, Kepala perawat, dan perawat-perawat lainnya yang secara
bergantian sesekali menjenguk Yukiko. Metode pengobatan apapun telah dicobanya.
Tapi apa daya pengobatan yang berhasil pada orang lain belum tentu berhasil
pada dirinya. Dia pernah sesekali merasa hidupnya itu tidak ada gunanya.
Sesekali pikirannya terbayang ingin bunuh diri dan mengakhiri segala penyakit
yang di deritanya. Dia selalu menyembunyikan pikiran-pikiran yang negatif dan
tetap tersenyum. Dia itu tidak pernah bercerita soal penyakitnya itu kepada
teman-temannya. Dia merasa gengsi untuk memdapatkan belas kasihan dari orang lain.
Kegiatan yang dia lakukan selama delapan tahun berada
di rumah sakit adalah Cuma tidur, menonton TV, makan, dan menulis buku
hariannya. Karena otot-otot semakin hari jika dia llupa minum obat yang
diberikan oleh dokter dia akan merasa penyakitnya kambuh dan badannya tidak
dapat digerakkan. Setelah lama sekali di rumah sakit itu. Satu per satu dari
teman baiknya waktu SMP yaitu Kazuo dan Toshio mulai menjenguknya dan
menyemangati Yukiko. Ini adalah contoh sebagian isi dari catatan hariannya:
“23 Maret (Kamis) Hujan
Aku sudah tak berdaya. Secara lahir dan batin aku sudah tak mampu
merasakan apa-apa lagi. Mungkinkah penyakit ini telah mengalahkanku? Aku ingin
menyangkal semuanya. Aku ini manusia tak berguna! Mengapa akhir-akhir ini aku
selalu menangis?! Kemana perginya diriku yang penuh semangat dulu?!”
Sesekali dia merasa iri pada adik perempuannya yang
ketiga yaitu Fumiko. Yukiko selalu berpikiran neagatif. Tapi adiknya tetap
menghormati kakaknya yang sakit parah. Setelah mendengar cerita itu dia merasa
lebih semangat kembali dan rasa iri pada adiknya itupun hilang.
Pada umur 31 Tahun keadaannya mulai membaik dan
mendapat persetujuan dari dokter untuk melakukan rawat jalan. Saat itu pula
ayahnya mengadakan pertemuan di Tokyo untuk acara peresmian toko buku yang akan
mulai dikelola oleh Chimato Ezaki (ayah Yukiko Ezaki). DIa pun merasa sangat
senang karena dia juga mendapatka bagian untuk memberikan sambutan. Lama
setelah itu Yukiko diajak oleh ayahnya untuk bertemu kepada mantan guru
ayahnya. Kemudian setelah melihat Mantan guru ayah Yukiko menyarankan untuk
menerbitkan buku cerita untuk anak-anak. Tak lama dia diperkenalkan kepada
seorang editor yang akan membimbingnya untuk menulis buku. Karyanya yang berjudul Koneko Muu No Okurimono mulai
terbit tanggal 17 Desember 1986. Berkat
buku ini Yukiko mendapatkan penghargaan sebagai penulis baru yang berbakat.
Akhirnya setelah buku pertama Yukiko mulai membuat cerita buku selanjutnya
tentang kucing kesayangannya Tina yang meninggal. Bukunya yang kedua adalah E-Chan to Koneko
Muu. Di
tahun yang sama buku ketiganya pun keluar dengan Judul Koneko Muu to E-Chan no Tomodachi.
Kesimpulannya dia ingin mengajak para pembaca untuk ikut merasakan
betapa menderitannya jika kita mengalami sebuah penyakit yang sulit di sembuhkan.
Tapi itu bukanlah akhir dari hidup. Buatlah hidup terus berkembang dan jangan
pernah menyerah sekalipun hal itu menyakitkan hidupmu.
# Tokoh Cerita
-Yukiko Ezaki
-Chimato Ezaki
-Ibu Yukiko
(tidak disebutkan dengan jelas)
-Ichiro, Fumiko,
dan Susumu (adik-adik dari Yukiko)
-Dokter Takasu
-Toshio
-Kazuo
-Perawat
-Mantan guru
ayah
-Editor
Pengalaman: Yukiko bercerita tentang kehidupan dirinya yang
merasakan sakit kritis dia hanya bisa menulis catatan harian dan mencoba untuk
terus bertahan dan tersenyum.
Motivasi: Banyak sekali motivasi yang terdapat dalam buku ini. Seperti saat dia
mencoba bertahan apapun yang terjadi. Dia merasakan dalam kesendirian padahal
hidup ini kita selalu dikelilingi orang yang siap untuk membantu dan
menghiburmu.
Kepribadian: Sosok
wanita yang dewasa dan mampu mengendalikan rasa kecewanya terhadap penyakit
yang dideritanya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan benar