Arti dari Kewirausahaan
secara umum, wira berarti keberanian dan usaha yang artinya kegiatan bisnis
komersial/non-komersial. Kewirausahaan adalah kegiatan keberanian seseorang
dalam membuat sebuah usaha juga dengan menggunakan analisis SWOT. Kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat pasar belum terbentuk menurut Harvey Leibenstein (1968,
1979). Menurut Penrose (1963) adalah kegiatan kewirausahaan mencakup
indentifikasi peluang di dalam system ekonomi. Frank Knight (1921) wirausaha
mencoba untuk memprediksika dan menyikapi perusahaan global.
Ciri seorang
wirausahawan yang baik, yaitu:
1. Percaya
diri
2. Berorientasikan
tugasdan hasil
3. Berani
mengambil resiko
4. Kepemimpinan
5. Keorisinilan
6. Berorientasi
pada masa depan
7. Jujur
dan tekun
Sutta-sutta
yang berhubungan dengan kewirausahaan (Pattakamma
Sutta) Samyutta Nikaya dan Anguttara
Nikaya IV, 285
3
fungsi kerja dalam pandangan Buddha Dhamma
a) Memberikan
kesempatan kepada orang untuk mengembangkan dan menggunakan bakatnya.
b) Agar
orang dapat mengatasi egoismenya dengan jalan bergabung dengan orang lain untuk
melaksanakan tugasnya.
c) Menghasilkan
barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan yang layak.
Pattakamma Sutta dan Vyagghapajja Sutta menerangkan empat
syarat yang diperlukan agar seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan di alam-alam
berikutnya, yaitu:
1. Saddha: seseorang mempunyai keyakinan
kepada penerangan sempurna yang telah dicapai oleh Sang Buddha (Tathagatassa
bodhi saddha), dimana Sang Buddha adalah seorang yang mendapat sebutan
Bhagava, Arahat, Sammasambuddho, sempurna dalam pengetahuan serta
tindak-tanduk-Nya, Sugato, pengenal segenap alam, pembimbing manusia yang tiada
taranya untuk mencapai pembebasan, guru para dewa dan manusia, dan Beliau
adalah seorang Buddha.
2. Sila: seorang yang telah menyatakan
dirinya sebagai upasaka atau upasika diharapkan untuk melaksanakan Pancasila,
yaitu menghindari diri dari pembunuhan, pencurian, perzinaan, berbohong, dan
minum-minuman keras yang memabukkan.
3. Cagga: praktik kemurahan hati, misalnya
dengan jalan berdana yang ditujukan untuk mengurangi kemelekatan kepada materi.
4. Pabba: pengembangan kebijaksanaan yang
ditujukan untuk pembebasan dari penderitaan. Dalam hal ini seseorang akan bebas
dari nafsu-nafsu keserakahan akan materi, keinginan jahat, kelambanan,
kemalasan dan keragu-raguan.
Buddha juga telah menjelaskan mata pencaharian benar, jadi
segala pekerjaan jangan sampai menyimpang dari ajaran Buddha Dhamma. Ada lima
hal yang tidak dianjurkan dalam Agama Buddha untuk diperdagangkan yaitu:
1. Bisnis Senjata
2. Bisnis Manusia
3. Bisnis Daging
4. Bisnis Barang yang dapat menyebabkan
lemahnya kesadaran
5. Bisnis Racun
Penggunaan
materi yang seimbang (digha nikaya III,
188)
50%
digunakan untuk usaha
25%
digunakan untuk kehidupan sehari-hari
25%
untuk cadangan dan bakti sosial
Pertanyaan-pertanyaan
1. Bagaimana jika saya ingin menjadi seorang wirausaha
tapi modal saya kurang, padahal ide yang dimiliki cukup bagus?
Jawab:
daripada kita menunda-nunda ide ada untuk itu kita perlu membangun link yang solid dan menjalin hubungan contohnya
menggunakan media sosial untuk mengenal seseorang yang memiliki modal untuk
membantu bisnis yang anda berikan. (DSM)
2. Lebih cepat sukses mana menurut anda, keberanian
mengambil resiko walau tidak memiliki modal atau lebih mematangkan pengalaman
dan modal sebelum membangun usaha?
Jawab:
lebih memilih yang poin ke 2, selain kita membangun pengalaman tapi kita tidak
melihat pengalaman kita yang telah memiliki. Kita tidak boleh menelan sesuatu
itu tidak boleh setengah-setengah dan tidak tahu akibat dari segala, tapi
sebaiknya kedua hal itu harus ada seseorang. Jadi jangan mengambil resiko
secara pertimbangan yang matang.(DSM)
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan benar