Monday, 15 December 2014

Rangkuman Diamond Sutra “SUTRA INTAN”


Sutra yang diambil dari analogi dengan intan, yang diambil karena intan adalah batu mulia yang sangat berharga dan berharga mahal. Hyang Buddha menggunakan perumpamaan batu ini karena dari zaman dahulu karena zaman dahulu juga masih menjadi trend di kalangan masyarakat. Sutra ini digunakan untuk menganalogikan pemotongan yang menggunakan intan, seperti intan dapat memotong benda tajam. Jadi, sutra ini juga berisi tentang pemotongan salah satu pandangan keliru, lobha, dosa, moha, dll. Dalam sutra ini dalam bahasa Indonesia juga agak sedikit bias dikatakan kurang, karena sudah turunan dari bahasa Inggris, tapi penerjemah tetap berusaha tidak mengurangi esensi dari Sutra.


Isi dari sutra ini yaitu Buddha mengajarkan Paticca Samuppada untuk pembebasan semua makhluk, disini menjelaskan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang dapat membebaskan makhluk lain, yang dapat membebaskan makhluk tersebut adalah diri makhluk itu sendiri. Dari hal sederhana yang telah diuraikan dalam setiap sutra adalah agar kita selalu memahaminya secara mendalam, walaupun hal tersebut tidak dijelaskan secara langsung dan dijelaskan  atau diuraikan secara sederhana.  Selanjutnya suatu pertemuan suci akan terselenggara apabila memenuhi empat faktor:

1.   Faktor keadaan

2.   Faktor waktu

3.   Faktor manusia

4.   Faktor masalah

Secara tersirat Buddha dalam hal ini juga mengajarkan praktik Dharma yaitu menjaga kemurnian Sila. Faktor diatas juga menjadi tolak ukur Buddha untuk menyampaikan Dharma. Minimal 3 faktor pertama terpenuhi ini akan diuraikan Dharma secara umum. Jika keempatnya faktor diatas semuanya terpenuhi, maka Dharma ini akan diuraikan Dharma Khusus(tertinggi). Biasanya pada awalnya akan dijelaskan dulu Dharma yang bersifat umum dan kemudian dijelaskan atau dilanjutkan dengan Dharma secara Khusus (tertinggi).

Dalam sutra ini Hyang Buddha menjawab pertanyaan dari B. Subhuti dijelaskan secara sederhana yang tidak pernah terpikirkan oleh siapapun. Ini adalah alah satu kemampuan Hyang Buddha dalam menjelaskan Dharma kepada semua makhluk dan makhluk tersebut dapat menerimanya dengan baik. Buddha menjelaskan melalui contoh dari kegiatan Beliau dalam kehidupan sehari-hari. Seperti saat Buddha mempraktikkan Pindapata dan mengajarkan kesabaran dan tidak membeda-bedakan antara orang kaya ataupun orang miskin, mengenakan jubah secara rapi juga menyimpannya jubah dan mangkok agar dapat beristirahat dengan tenang, membasuh kakinya mengajarkan tentang kebersihan, duduk dalam posisi meditasi untuk mengajarkan agar umat menjalani hidup ini penuh dengan kesadaran dan ketenangan. Dari semua kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari harus kita sadari, bahwa kehidupan untuk mencapai pembebasan tak lepas dari kehidupan sehari-hari yang dialami. Dharma sehari-hari ini adalah salah satu Dharma khusus yang terdiri dari Sad Dharma paramita, Anatta, dan Sunyata.

Dalam praktik sehari-hari dharma sutra intan ini bisa dipraktikkan kepada semua orang, contohnya memasak, bekerja, mengerjakan pekerjaan rumah, dll. Perbuatan bajik adalah perbuatan yang tidak pernah dibuat-buat, walaupun berbuat tetapi tidak melekat dengan perbuatan itu. Dengan arti walaupun kita berbuat bajik apapun kita tidak menginginkan apapun atas perbuatan bajik tersebut atau biasa disebut dengan memberi tanpa mengharapkan imbalan. Perbuatan baik yang masih terikat dengan perbuatan baik yang dilakukan maka masih ada keakuan.  Dharma mengajari kita untuk belajar melepaskan, ketenangan, kebahagiaan dan mencerahkan bukannya menambah beban hidup dalam diri kita. Seorang Bodhistva harus terbebas dari enam bentuk kekotoran, yaitu: benda/bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan dan dharma. Karena bodhisattva berpikir bahwa setiap makhluk adalah anak-anaknya, jadi beliau dalam berdana apapun tanpa berpikir panjang dan langsung melakukan kebaikan itu.
 

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan benar

Blogger Zeroalta

Pink Lotus Flower
Please klik some Ads...! close

Ads promo :