Inovasi adalah gagasan,perbuatan atau sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu dan
padasuatu jangka tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi. Sesuatu yang baru,
mungkin sudah lama dikenal pada konteks social tetapi belum dilakukan perubahan. Dapat
disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan,tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi.
Umpama, kita semua telah mengenal muatan lokal dan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Kedua
ide ini adalah inovasi, jika gagasan ini belum pernah dilakukan di sekolah. Karena kedua ide
tersebut dianggap sebagai gagasan baru untuk menjawab harapan dan tantangan.
2) HAL- HAL YANG MENYEBABKAN PERLU ADANYA INOVASI
a. Masalah Relevasi
Relevasi berarti kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan kehidupan dan harapan
masyarakat. Relevasi dapat di capai jika lulusan sekolah bermanfaat bagi kehidupan nyata di
masyarakat, yaitu lulusan yang fungsional.
Masalah relevasi dapat dilihat dari tiga segi yaitu relevan dengan lingkungan hidup peserta didik,
perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang, dan tuntutan dunia
pekerjaan.
Dalam menentukan materi perlu dipertimbangkan kesesuaiannya dengan keadaan nyata dan
sekitar. Misalkan, materi muatan lokal merupakan salah satu cara dari bagi peningkatan relevan
pendidikan dengan keadaan lingkungan. Materi ini dapat menghindarkan keterasingan peserta
didik dengan lingkungan alam, social dan budaya serta kebutuhan daerah. Untuk itu perlu
muatan lokal dimasukkan dalam kurikulum dengan memanfaatkan sumber yang tersedia di alam
dan lingkungan hidup murid itu sendiri.
Dari uraian diatas terlihat bahwa relevasi perlu mendapat perhatian sekolah. Dan perlu dicari
sesuatu yang inovatif agar kurikulum dapat membekali peserta didik dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang serasi dengan linngkungan alam dan social budaya masing-masing
murid tanpa mengabaikan pengenalan lingkungan lain melalui kurikulum yang berlaku secara
nasional.
b. Masalah Mutu
Sekolah dituding sebagai penghasil lulusan yang bermutu rendah. Keluhan masyarakat tersebut
harus ditanggapi secara positif, karena masyarakat adalah pemakai lulusan pendidikan sekolah.
Terlepas dari benar atau tidaknya tudingan tersebut, sekolah perlu mencari jalan perbaikan
mutu pendidikan. Tepat sekali GBHN 1983 yang mengamanatkan agar mutu pendidikan di
semua tingkat , jenjang dan jenis ditingkatkan. Oleh karena itu berbagai jalan ditempuh untuk
meningkatkan mutu lulusan sekolah. Tanpa melakukan inovasi, yaitu tetap melakukan kurikulum
seperti yang selama ini, maka akan sukar untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Inovasi yang perlu dilakukan untuk peningkatan mutu lulusan, selain peningkatan prestasi
belajar peserta didik adalah dengan membekali lulusan agar ia dapat meneruskan ke jenjang
sekolah yang lebih tinggi. Dan bagi yang tidak meneruskan ,hendaknya mampu terjun ke dunia
kerja.
c. Masalah Efisiensi Efisiensi berkaitan dengan usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal
tetapi dengan tenaga dan biaya yang seminimal mungkin. Ini berarti bahwa jika hasil yang di
peroleh lebih kecil dari usaha yang yang telah dikeluarkan, maka kegiatan tersebut dikatakan
tidak efisien. Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh lebih besar dari usaha yang telah dikeluarkan ,
maka usaha tersebut efisien.
Oleh karena pendidikan tidak mudah dihiung,maka dalam dunia pendidikan sering sekali sangat
sukar untuk menentukan efisiensi pelaksanan pengajaran. Tetapi karena sekolah selali
dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, tenaga, dan waktu dalam pengembangan
kurikulum dan pengajaran, masalah efisiensi, baik efisiensi dlam waktu, tenaga guru dan sarana
belajar perlu di perhatikan.
Diharapkan dengan peningkatan efisiensi waktu, tenaga dan fasilitas belajar dapat dicapai
efisiensi pembiayaan pendidikan dan pemakaian tenaga guru dan fasilitas belajar.
d. Masalah Efektivitas
Efektifitas menyangkut jawaban atas pertanyaan :” sejauh mana sesuatu yang telah
direncanakan dapat tercapai ”. Dalam kurikulum, efektivitas berkaitan dengan tingkat
keberhasilan pelaksanaan pengajaran dengan pencapaian tujuan, baik dalam usaha pencapaian
semua tujuan instruksional, maupan dalam usaha pencapaian semua tujuan ekstrakurikuler dan
tujuan instruksional.
Seperti telah disinggung , bahwa untuk mencapai suatu tujuan instruksional, disusun berbagai
macam kegiatan belajar . misalkan, telah diprogramkan 5 jenis kegiatan belajar agar peserta
didik dapat menuliskan pengalamannya atau perasaannya dalam 4-5 kalimat pendek yang satu
sama lain saling terkait untuk membentuk suatu paragraf. Upaya yang harus dicari untuk
mengetahui, apakah tujuan instruksional itu telah dicapai oleh semua peserta didik dalam suatu
kelas. Andaikan sasaran itu telah dicapai maka pelaksanan pelajaran melalui kelima kegiatan
belajar itu dipandang sudah efektif. Sebaliknya jika belum maka kegiatan belajar tersebut belum
efektif.
Dapat disimpulkan bahwa masalah efektivitas merupakan masalah penting dalam
pengembangan kurikulum dan pengajaran, karena tanpa efektivitas , kita tidak dapat
mengetahui aspek apa saja yang perlu direvisi dan aspek mana saja yang perlu di pertahankan.
e. Masalah Struktur Pendidikan Guru
Guru memegang penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Selain sebagai perencana,
pelaksana, dan pengembang kurikulum dan pengajaran. Guru adalah pembimbing, dinamisator,
motivator, fasilisator,dan arsitek proses belajar- mengajar. Karena begitu peningnya peranan
guru dalam pembelajaran murid, maka guru disiapkan dengan matang agar dia mampu berbuat
serba profesi dalam pelaksanaan kurikulum.
Bertolak pada keadaan diatas, peranan lembaga pendidikan guru yang mempersiapkan calon
guru yang professional terasa amat penting. Guru sekolah yang dihasilkan haruslah yang cakap,
terampil, dinamis , terbuka terhadap inovasi dan kreatif dalam mencari metode baru yang
diperlukan untuk meningkatkan mutu lulusan.
Oleh karena itu, perlu diadakan usaha untuk melakukan pembaharuan struktur pendidikan guru.
3) MACAM –MACAM INOVASI SEKOLAH DASAR
a. Struktur Materi
- hubungan vertical dan horizontal
- Kriteria Struktur Materi
b. Pendekatan Belajar Mengajar
Kita tidak akan berhasil membelajarkan murid jika tanpa merubah pendekatan Duduk, Dengar,
Catat dan Hafal (DDCH). Untuk mengubah cara tradisional tersebut, ada beberapa inovasi dalam
pendekatan belajar mengajar, antara lain:
- Pengalaman belajar.
- Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
- Keterampilan proses.
c. Inovasi dalm organisasi/ menejemen kelas
Beberapa bentuk organisasi kelas yang memungkinkan murid belajar secara maksimal, yakni:
- Belajar mandiri.
- Diiskusi dan bertanya.
- Bermain peranan, atau simulasi, dan bermain.
d. Inovasi Dalam Sistem Penilaian Hasil Belajar
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui seberapa jauh murid telah mencapai tujuan yang
ingin dicapai pada suatu waktu tertentu. Ada beberapa cara penilaian hasil belajar siswa, yakni:
- Penilaian Prestasi Belajar Siswa
- Tes non Kertas dan Pensil
- Tes dalam Kondisi Wajar
- Tes Buku Terbuka dan Bawa Pulang
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan benar