Saturday 3 May 2014

Tips Kalau Anda Mau Percaya Diri

Kalau banyak dari kita membeli barang-barang mahal nan mewah, sebut saja tas mahal, mobil mahal, sepatu mahal, bahkan punya rumah mahal di daerah kelas atas, maka dari sejuta alasan yang akan diberikan, jika Anda menanyakan mengapa mereka membelinya, pasti saya yakin ada saja yang mengatakan bahwa semua itu akan menambah kepercayaan diri.

Saya adalah salah satu korban pemikiran semacam itu. Tanpa mengurangi rasa hormat dan syukur --karena saya sebetulnya sangat menghormati dan bersyukur-- kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi dan makhluk di dalamnya, saya terlahir dengan fisik sederhana dan biasa-biasa saja. Kecil, kurus, dan... hidup, itu kata teman saya.

Ganteng? Itu tak herlaku untuk saya. Waduh... dibandingkan dengan pria-pria lainnya, saya tidak masuk hitungan. Kalau dimisalkan sebuah lomba, mau masuk semifinal saja mungkin saya harus perlu katebelece. Bahkan, kalaupun ada 100 atau bahkan 500 pria terganteng, saya pun juga tak akan masuk ke dalamnya. Nomor 499 saja pun masih jauh rasanya.
Karena saya jauh dari sosok seperti Marcellino Lefrand atau Ari Wibowo, bahkan Tora Sudiro, maka dalam perjalanan hidup ini saya pernah mempunyai periode tak percaya diri. Dulu saya tak pernah memikirkan ini bakal terjadi. Dan waktu itu terjadi dan saya menyadarinya, hati ini sempat tidak menerima. Kok pendeklah, kok jeleklah, kok ini, kok itu, dan seterusnya, dan seterusnya.

Kalau fisik saya tak seberapa, keadaan finansial dan karier saya boleh dikatakan lumayan. Dengan keadaan itu, saya mulai mengenal enaknya bisa beli barang-barang mahal, mulai dari tas, kemudian sepatu, kemudian baju. Jadwal perjalanan saya melintasi benua juga menambah kepercayaan diri saya. Bayangkan saja, pria yang tadinya biasa-biasa saja, fisik yang sama sekali tidak menarik, tiba-tiba bisa terbang ke sana kemari, beli jas Armani, dan sepatu John Lobb.

Seperti narkoba

Semua itu membuat saya kemudian merasa barang-barang mahal ini adalah sarana agar saya bisa terus merasakan hadirnya percaya diri. Harus diakui keadaan itu sangat nikmat dilakoni. Saat itu saya herterima kasih di dunia ini ada barang bermerek. Barang yang ternyata membantu saya menepis, paling tidak, kesedihan saya sebagai manusia yang fisiknya dilahirkan biasa-biasa saja, bahkan tak ada geregetnya, untuk dapat sejenak merasa senang bisa membuat orang menoleh kepada saya yang tidak saya dapatkan dari keadaan lahir.

Akhirnya saya sering melarikan diri bersembunyi, dan memeluk barang-barang mahal itu sebagai senjata untuk memesona orang lain, untuk menerima hormat orang lain dan untuk dapat diakui.

Semua itu seperti narkoba. Saya seperti tak lagi bisa memercayai kemampuan saya sebagai manusia, tetapi malah menggantungkannya pada harang-barang itu. Saya tidak malah mencoba memesona orang dengan kepribadian saya, tetapi justru dengan menyodorkan barang-barang itu ke hadapan mereka. Saya menjadi senang dibicarakan orang karena barang-barang itu ketimbang saya yang punya otak sedikit encer.

Dengan waktu yang bergulir dan kematangan jiwa, kini saya berpikir bagaimana mungkin saya bisa percaya diri dengan bantuan benda-benda mati itu? Bagaimana mungkin saya mencari kepercayaan diri di balik logo-logo barang mahal itu? Bagaimana mungkin kepercayaan diri saya cuma seharga barang mahal itu?

Itu bukan kepercayaan diri yang saya dapatkan, itu cuma ego yang terpuaskan yang membuat saya malah cenderung menjadi sombong. Dan saat saya merasa punya kepercayaan diri dengan benda mati mahal itu, saat itu justru saya sedang benar-benar dalam keadaan tidak percaya diri. Itu sebuah rasa percaya diri yang semu.

Saya tak akan berhenti membeli barang-barang mahal karena sejujurnya saya tak mampu berhenti terpukau. Tetapi, kini saya tahu, saya membeli hanya untuk kesenangan ego semata, bukan membeli karena saya mencari tempat perlindungan. Sepengetahuan saya juga, butik bernama Prada, Dior, dan nama-nama lainnya hanya menjual tas, baju, dan sepatu. Di etalase mereka pun tak pernah tertulis: Di sini menjual kepercayaan diri buatan Perancis.

Tips Kalau Anda Mau Percaya Diri

1. Sadarilah sejak awal bahwa kata percaya diri itu berarti Anda yang percaya kepada diri Anda. Percaya diri tak berarti percaya pada sebuah benda, sebuah logo, atau sebuah merek, tetapi Anda titik. Jadi, kalau percaya diri yang mau ditingkatkan, yang harus naik kelas itu Anda, yang ditingkatkan itu Anda, bukan benda-benda mati, mahal nan mewah itu. Itu namanya bukan percaya diri, tetapi percaya benda mati.

2. Mau menambah percaya diri tak bisa hanya bermodalkan keadaan lahiriah semata. Apalagi kalau lahiriahnya seperti saya. Kepala Anda juga mesti diisi dengan berbagai macam pengetahuan dan informasi. Kalaupun Anda bisa nyerocos dalam tujuh bahasa—di luar bahasa daerah—tetapi apa yang Anda bicarakan hanya berkisar berlian dan membedah isi majalah People, sebaiknya Anda tak usah bangga dahulu.

3. Bergaul. Bersosialisasilah seluas-luasnya, bukan sebanyak-banyaknya. Luas itu artinya Anda bergaul di berbagai macam kalangan, tanpa punya prasangka dan batasan apa pun. Semua kalangan memiliki keunikannya sendiri. Anda akan menjadi manusia yang lebih terbuka dengan mencoba menyelami aneka rupa kalangan ini. Tak perlu banyak-banyak yang Anda kenal, nanti malah jadi arisan.

4. Jangan biasakan bersembunyi di balik orang lain untuk menjadi percaya diri. Kalau Anda memang hanya kenal adiknya Titi DJ, bilang saja, ”Oh gue kenal tuh sama Samuel.” Tak perlu mengatakan, ”Oh gue kenal sama adiknya Titi DJ.” Yang Anda kenal Samuel, adiknya Titi DJ. Anda tak kenal Titi DJ, bukan? Jadi jangan membuat orang berasumsi Anda kenal dengan Titi DJ seolah-olah pergaulan Anda begitu hebatnya.

Atau suatu hari teman Anda mengajak pergi dan kebetulan dia mengenal Dian Sastro dan mengajaknya pergi bersama. Ketika ditanya apa yang Anda lakukan kemarin, Anda bilang saja pergi ke Ancol. Tak perlu mengatakan, ”Kemarin gue sama Dian Sastro ke Ancol.” Yang kenal Dian dan mengajaknya pergi itu teman Anda dan bukan Anda. Oke?

5. Biasakan menjadi pribadi yang sederhana, rendah hati, dan tak perlu petantang-petenteng. Percaya diri itu bukan artinya Anda membeberkan kehebatan pribadi Anda. Ingat akan pepatah yang mengatakan, padi yang makin berisi itu makin merunduk.*
  
"Kekuatan Kata-Kata Yang Bersumber Dari Nilai Kebaikan Akan Membuat Diri Anda Semakin Berkualitas. Tingkatkan Kualitas Cara Bicara Anda Dengan Hanya Menggunakan Kata-Kata Positif. Ubah Vocabulary Anda Secara Total Dan Gantikan Dengan Vocabulary Bermakna Positif, Ubah Diri Anda Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik." - Djajendra
Ketika rasa percaya diri menjadi tak terkendali, hanya aura kesombongan yang akan tampak dari dalam diri; ketika rasa kurang percaya diri menguasai diri, hanya aura ketidakmampuan yang akan terpancar dari dalam diri. Anda butuh kekuatan kecerdasan emosional untuk bisa menjaga rasa percaya diri yang seimbang dalam keharmonisan diri.
Setiap orang wajib membangun kualitas dirinya dengan kekuatan rasa percaya diri yang seimbang dalam keharmonisan batin terdalam. Rasa percaya diri yang baik akan terlihat dari aura diri yang positif; akan terlihat dari body language yang bersahabat; akan terlihat dari cara berpakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi; akan terlihat dari kata-kata dan tata bahasa yang positif; akan terlihat dari kemampuan memainkan peran dan fungsi diri di dalam kehidupan; dan akan terlihat dari kekuatan emosional baik yang menguasai semua sikap dan sifat hidup.
Rasa percaya diri yang seimbang akan selalu mendapat respek dari siapa pun, sebab dalam rasa percaya diri yang seimbang ada sikap rendah hati.
Seseorang dengan rasa percaya diri yang seimbang akan selalu mampu menyesuaikan diri dengan kultur dan gaya hidup apa pun. Dia akan selalu merasa nyaman di lingkungan manapun, tanpa merasa dirinya luar biasa hebat atau pun merasa dirinya serba kekurangan. Dia seorang pribadi yang selalu respek kepada semua keyakinan, kepercayaan, dan pola hidup dari orang-orang lain.


1. Berkonsentrasi pada kekuatan bukan pada kelemahan.
Keyakinan berasal dari dalam. Anda harus berkonsentrasi pada hal-hal positif tentang diri anda. Menulis sepuluh hal positif tentang diri anda.

Memusatkan perhatian pada potensi. Ini adalah alasan Anda harus mencintai diri sendiri dan memiliki kepercayaan diri sendiri. Memberikan penghargaan sendiri untuk setiap hal positif yang Anda tulis tentang diri anda. Ingat, Anda seseorang spesial.

2. Mencoba hal baru
Pengalaman baru dapat memberikan keyakinan dengan membantu Anda tumbuh sebagai orang. Anda tidak perlu mengambil skydiving atau apapun drastis seperti itu. Memulai hobi baru atau mengambil kelas yang lebih besar untuk membantu Anda mengembangkan keterampilan abadi anyway.

Pendekatan pengalaman baru sebagai kesempatan untuk belajar, bukan kesempatan untuk menang atau kalah. Melakukan hal tersebut akan membawa Anda peluang baru dan dapat meningkatkan rasa penerimaan diri.

3. Menggunakan citra positif
Jalan untuk diri sendiri terutama adalah sebuah latihan mental. Visualisasi sendiri sebagai orang yang percaya diri adalah salah satu cara untuk membuat yakin mentalitas. Citra Positif adalah cara lain untuk membangun kepercayaan diri. Dan jangan memberikan ruang untuk berkembangnya pikiran negatif.

4. Meningkatkan skill percakapan
Meningkatkan kemampuan bicara dapat membantu Anda merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam situasi sosial yang lebih besar akan mengakibatkan keyakinan secara keseluruhan. Jika Anda memelihara kontak mata dan menjadi pendengar yang baik, Anda juga akan mengeluarkan aura yang lebih percaya diri.

5. Jadilah diri sendiri
Dasar memiliki sikap positif terhadap diri sendiri adalah kunci untuk mendapatkan kepercayaan diri. Anda harus percaya dengan diri anda, dari kepribadian Anda, agar dapat benar-benar yakin bahwa anda bisa dan mampu.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan benar

Blogger Zeroalta

Pink Lotus Flower
Please klik some Ads...! close

Ads promo :