Sunday, 27 April 2014

Kitab SARASAMUSCAYA


250px-sarasamuscayaSekilas Tentang Sarasamuscaya
Sarassamuscaya adalah kitab tentang ajaran moral yang memuat 511 sloka (ayat). Diperkirakan dibuat sekitar abad ke 9 oleh Bhagawan Wararuci.
Apakah kitab ini merupakan kitab suci agama Hindu?
Kalau dilihat dari nama penulisnya (Bhagawan Wararuci) jelas adalah seorang pendeta Hindu, namun kalau dilihat dari isi kitabnya yangg (relatif) sangat universal dan jauh dari unsur dogma, sepertinya terlalu sempit kalau disebut sebagai kitab agama (Hindu). Kitab ini memuat ajaran tentang moral yang bisa dibaca oleh siapa saja. Kebenaran bisa ditemukan dimana saja atau tersebar di berbagai tempat jadi bagi mereka yang “berjiwa bebas” sepertinya tidak akan pernah mempersalahkan sumber. Sebagai conoh, berikut adalah salah satu sloka nomor 35 yang merupakan favorit saya:
Sesungguhnya semua agama memiliki tujuan yang sama. Semua agama mengajarkan kebajikan/kebenaran untuk mencapai alam surga dan pembebasan dari kesengsaraan; namun cara masing-masing dalam mencari kebenaran berbeda-beda……
Boleh jadi kitab ini, oleh organiasasi Hindu di Indonesia diklaim sebagai kitab suci(nya), tapi yang jelas kitab ini tidak dikenal (pemeluk Hindu) negeri lain.
Catatan: Kitab ini menggunakan 2 bahasa yaitu: Sansekerta dan Bhs Kawi (Jawa Kuno) untuk terjemahannya.Untuk menghemat tempat maka di halaman ini, sebagian besar hanya menampilkan terjemahannya saja (Bhs Jawa kuno-Indonesia atau bhs Indonesia saja) dan hanya beberapa bagian sloka saja yang ditulis lengkap tiga bahasa, (Sansekerta-Jawa Kuno-Indonesia)

Pokok Ajaran Hindu Sradha

Sesungguhnya setiap agama di muka bumi ini bertitik tolak dari kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Banyak hal yang mendorong kita harus percaya terhadapNya. Adanya gejala atau kejadian dan keajaiban di dunia ini, menyebabkan kepercayaan kita semakin mantap, bahwa semuanya itu pasti ada sebab-musababnya. Sebab yang terakhir yang menentukan segala-galanya adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Walaupun kita tidak boleh cepat-cepat percaya kepada sesuatu, namun percaya itu penting dalam kehidupan ini. Banyak hal dan kegiatan yang kita laksanakan dalam kehidupan ini hanya berdasarkan kepercayaan saja. Setiap hari kita menyaksikan matahari terbit dan terbenam. Demikian pula adanya bulan dan bintang-bintang yang bertebaran di angkasa. Belum lagi adanya berbagai mahluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan aneka isi dunia. Adanya pergantian siang dan malam, adanya kelahiran, usia tua dan kematian, semuanya ini mengantarkan kita harus percaya dan yakin terhadap Tuhan. Tuhanlah yang merupakan sumber dari segala yang terjadi di alam semesta ini.
Karena agama itu adalah kepercayaan maka dengan agama pula kita akan merasa mempunyai suatu pegangan iman yang menambatkan kita pada suatu pegangan yang kokoh. Pegangan itu tiada lain adalah Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) itu sendiri. Kepada-Nyalah kita menyembah dan memasrahkan diri, karena bagi umat beragama tidak ada tempat lain dari pada-Nya tempat kita kembali dan berserah diri.
Keimanan (Sradha) kepada Tuhan ini merupakan dasar kepercayaan agama Hindu. Inilah yang menjadi pokok-pokok keimanan agama Hindu. Adapun pokok-pokok keimanan dalam agama Hindu dapat dibagi menjadi lima bagian disebut Panca Sraddha terdiri dari : Brahman, Atman, Karma Phala, Punarbhawa dan Moksa.

SEJARAH SINGKAT AGAMA HINDU DUNIA DAN INDONESIA

Agama Hindu adalah agama yang mempunyai usia terpanjang merupakan agama yang pertama dikenal oleh manusia. Banyak para ahli dibidang agama dan ilmu lainnya yang telah mendalami tentang agama Hindu sehingga muncul bermacam- macam penafsiran dan analisa terhadap agama Hindu.

1. AGAMA HINDU DI INDIA

Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jamam dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwujudan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan ajaran Weda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap Dewa-dewa.
Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yang Tunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra.

Pada Jaman Brahmana, kekuasaan kaum Brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan, kaum brahmanalah yang mengantarkan persembahan orang kepada para Dewa pada waktu itu. Jaman Brahmana ini ditandai pula mulai tersusunnya "Tata Cara Upacara" beragama yang teratur. Kitab Brahmana, adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya. Penyusunan tentang Tata Cara Upacara agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang termuat di dalam ayat-ayat Kitab Suci Weda.

Sedangkan pada Jaman Upanisad, yang dipentingkan tidak hanya terbatas pada Upacara dan Saji saja, akan tetapi lebih meningkat pada pengetahuan bathin yang lebih tinggi, yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini adalah jaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada jaman ini muncullah ajaran filsafat yang tinggi-tinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana, Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana, pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum.

Selanjutnya, pada Jaman Budha ini, dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama "Sidharta", menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.
Agama Hindu, dari India Selatan menyebar sampai keluar India melalui beberapa cara. Dari sekian arah penyebaran ajaran agama Hindu sampai juga di Nusantara.

Blogger Zeroalta

Pink Lotus Flower
Please klik some Ads...! close

Ads promo :